Rabu, 21 Desember 2011

teknik panoramik


Kegunaan Teknik Panoramik
a)      Untuk pemeriksaan daerah yang luas, meliputi wajah dan tulang rahang 
b)      Untuk melihat lokasi gigi yang impaksi
c)       Mengevaluasi trauma, lesi, dan penyakit pada daerah rahang. 
d)      Mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan.
Sumber : Johnson, O. N. Essentials of Dental Radiography for Dental Assistant and Hygienists. 7th Ed. Prentice Hall. 2003

Definisi Teknik Panoramik dan nama lain
Teknik Radiografi yang digunakan untuk menghasilkan gambaran tunggal dari struktur wajah meliputi maxilla, mandibula, lengkung rahang, dan struktur pendukung. Sering disebut Pantomography atau Panoramic Tomography. Kadang-kadang disebut juga Panorex.
Sumber :
Moore WS. Successful Panoramic Radiography. KODAK Dental Radiography Series. Available from . Accessed at 20 Dec 2011.
Bourgeois MJ. Panoramic Radiography for the General Practitioner. February 2000.


Gambaran Radiografi Panoramik yang salah
Disebabkan kesalahan posisi
a.       Occlusal plane terlihat datar, condyl tampak miring, apical gigi insisive tidak jelas disebabkan karena posisi dagu terlalu tinggi.
b.      “smilling” occlusal plane, apical insisive mandibular tidak terlihat jelas disebabkan karena posisi dagu terlalu rendah.
c.       Gigi anterior tidak jelas, spina superimposisi dengan ramus mandibular disebabkan karena gigi anterior berada di depan bite groove.
d.      Gigi anterior terlihat lebih lebar disebabkan karena gigi anterior berada di belakang bite groove.
e.      Gambaran anatomi terlihat miring ke satu sisi, salah satu kondil lebih tinggi daripada kondil sebelahnya disebabkan karena kepala miring ke satu arah.
f.        Satu kondil tampak agak tinggi dan sempit, sedangkan kondil yang sebelahnya tampak miring dan lebar, gigi pada satu sisi terlihat tumpang tindih disebabkan karena kepala berputar ke satu arah.
g.       Pyramid radiopak terlihat di bagian tengah dasar film disebabkan karena spina servikal tidak lurus atau tegak.
Sumber : ref. 3,4,6

Jumat, 16 Desember 2011

Indikasi Periapikal


  1. Mendeteksi infeksi apical atau peradangan
  2. Penilaian status periodontal
  3. Setelah trauma pada gigi dan yang terkait pada tulang alveolar
  4. Penilaian dari adanya erupsi gigi dan letaknya
  5. Penilaian morfologi akar sebelum ekstraksi
  6. Selama endodontic
  7. Penilaian sebelum dilakukan tindakan operasi dan penilaian pasca operasi apical
  8. Rincian evaluasi kista apical dan lesi lain didalam tulang alveolar
  9. Mengevaluasi pasca operasi implant
  10. Mendeteksi adanya gigi agenisi

Sumber :
Whaites E., Cawson R. Essentials of Dental Radiography and Radiology. Churchill Livingstone. 2007. Pp 91-123
Anonim. Periapical Radiography. http://www.endotreatment.gr/media/files/Radiology/PERIAPICAL-RADIOGRAPHY.pdf . pp 75-96. Accessed at 13 Des 2011

Kamis, 08 Desember 2011

Farmakokinetik


Farmakokinetik adalah perjalanan dan nasib obat didalam tubuh proses mulai masuknya obat ke dalam tubuh sampai dikeluarkan kembali. Untuk menghasilkan efek, obat harus mencapai tempat kerja (reseptor) dalam kadar tepat.
Perjalanan farmakokinetik ada 4 yaitu :
a.    Absorbsi
Absorbsi yaitu proses penyerapan obat dari tempat pemberian obat sampai sirkulasi sistemik. Pada umumnya obat membutuhkan absorbsi kecuali pada pemberian intravena.
b.    Distribusi
Sesudah diabsorbsi, obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan distribusi, yaitu :
1.    Aliran darah ke jaringan
Berdasarkan distribusi aliran darah, terdapat 2 fase distribusi obat, yaitu :
a.    Fase 1
Terjadi segera setelah obat diabsorbsi, yaitu ke organ yang perfusinya (aliran darah) sangat baik, seperti jantung, hati, ginjal, otak.
b.    Fase 2
Obat mengalami redistribusi ke jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ tersebut pada fase 1, misalnya kulit, otot, dan jaringan lemak.
2.    Sifat fisiko-kimia obat
3.    Barrier biologik
4.    Ikatan protein
Sebagian besar obat dalam tubuh akan mengalami ikatan protein secara reversibeldalam berbagai derajat.
Akibat ikatan protein :
a.    Obat yang terikat pada protein tidak dapat mengalami transport.
b.    Obat yang terikat protein tidak mengalami biotransformasi atau ekskresi
c.    Bagian yang terikat protein merupakan bentuk cadangan dan tidak aktif
d.    Derajat ikatan protein obat berkurang pada malnutrisi => defisiensi protein => mudah keracunan obat
c.    Metabolisme
d.    Ekskresi
Sumber : Sari RP dan Tugihardjo AS, 2010. Hand Out of Farmakologi Umum. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hangtuah. Surabaya