Senin, 22 April 2019

Kehamilan Pertama dan Keguguran

Alhamdulillah, setelah menikah selama sekitar 9 bulan akhirnya testpack menunjukkan garis dua,  tepatnya tanggal 4 Oktober 2018. Sebenarnya testpack ini coba-coba karena belum telat haid, tetapi badan terasa gak enak seperti sakit perut banget (saya kira karena mau haid), mual-mual, ngantuk terus. Akhirnya tanggal 5 Oktober saya pergi ke dokter kandungan, terlihat hanya penebalan pada rahim, kemudian dianjurkan untuk periksa pada 2-4 minggu lagi.

Tanggal 15 Oktober 2018, periksa lagi ke dokter kandungan karena berencana untuk pulang ke Balikpapan dikarenakan suami akan dinas selama sekitar 1 bulan di luar kota. Dokter kandungan yang biasanya lagi ada di luar kota sehingga digantikan oleh dokter kandungan yang lain, saya ijin untuk boleh atau tidak keluar kota, ternyata dibolehkan tapi diberi obat penguat untuk 2 hari. Saat di usg kehamilan berusia 4w5d dengan ukuran 0,94cm.

Saat hari keberangkatan naik pesawat, 2 jam sebelum berangkat keluar flek, saya takut dan kaget karena suami sudah berangkat dinas duluan. Dari Batulicin ke Balikpapan menggunakan 2 kali pesawat, qadarallah pesawat dari Batulicin ke Banjarmasin delay sehingga saya ditinggal pesawat dari Banjarmasin ke Balikpapan. Akhirnya dibantu teman saya yang tinggal di Banjarbaru untuk mencarikan homestay di dekat bandara. Pagi harinya saya naik ojek dari homestay ke bandara. Pesawat paling pagi dari Banjarmasin ke Balikpapan. 

Sampai di Balikpapan saya dijemput ibu saya untuk langsung ke RS Hermina Balikpapan, dan akhirnya saya harus MRS (masuk rumah sakit) dan tidak boleh banyak bergerak selama 3 hari. Alhamdulillah tidak ada flek lagi. Sekitar 5 hari keluar dari rumah sakit, keluar lagi fleknya kemudian langsung ke rumah sakit lagi. 

Tanggal 27 Oktober 2018, di USG usia kehamilan 5w4d dengan ukuran 1,42cm. Kata dokter, sepertinya janinnya tidak berkembang. Mendengar hal itu saya sedih banget, galau, dan stres. Karena flek jadi selama di rumah hanya di kamar saja dan tidak boleh banyak bergerak.
Makin lama flek nya berubah menjadi darah dan lumayan banyak seperti haid. Saya sudah pasrah pada Allah dan hanya menangis.

Tanggal 31 Oktober 2018, di USG dengan ukuran 1,55cm. Janinnya tidak berkembang, tapi tidak bisa langsung dikuret karena kalau dikuret menunggu janinnya mengecil. Darah sudah seperti haid.
Tanggal 8 November 2018, di USG janin sudah tidak ada, sudah bersih sehingga tidak perlu di kuret lagi. Karena masih ragu perlu dikuret atau tidak, sudah bersih atau tidak, akhirnya saya ke RS lagi di RS Pertamina tanggal 12 November 2018 dan hasilnya tetap sama. Disuruh untuk kontrol lagi 30 Desember 2018 jika belum haid setelah keguguran ini.
Rasanya sedihhhhhhh banget tapi harus ikhlas dan tetap sabar.

"Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." 
QS At-Taubah : 51
Allah tidak akan membebani manusia kecuali sesuai dengan kesanggupannya.
Beriman kepada Qadla & Qodar baik itu dirasa baik bagi manusia ataupun dirasa buruk itu berasal dari Allah, tetap berpikir positif dan bersabar terhadap sesuatu yg buruk menimpa.


Keguguran 

Keguguran pada kehamilan dini atau early pregnancy loss adalah peristiwa keluarnya hasil konsepsi pada usia sebelum 13 minggu atau pada trisemester pertama.
Hal ini dapat terjadi pada 10% dari seluruh kehamilan. Artinya 1 dari 10 ibu hamil dapat mengalaminya. Penyebabnya 50-85% adalah adanya kelainan kromosom pada janin, yang menyebabkan janin tidak dapat berkembang lebih lanjut. 
Aktivitas ibu hamil sehari-hari, bekerja atau hubungan seksual bukanlah penyebab dari keguguran.
Biasanya early pregnancy loss adalah one time event, dan pada umumnya dapat memperoleh kehamilan sehat setelahnya. Apabila terjadi keguguran berulang, maka perlu ditangani lebih lanjut. Namun, keguguran berulang sangatlah jarang.
Dalam 2 minggu sejak terjadinya keguguran, maka seorang ibu dapat mengalami ovulasi untuk menghasilkan sel telur yang siap dibuahi, untuk terjadinya kehamilan berikutnya.
(dr. Yassin Bintang, SpOG)

Blighted ovum biasanya terjadi akibat adanya kelainan kromosom pada fetus yang sedang berkembang. Tubuh ibu akan menghentikan kehamilan ketika menyadari adanya kelainan tersebut. Kelainan kromosom sendiri dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang tidak sempurna serta kualitas sel telur dan sperma yang buruk.
Dalam waktu tertentu, pasien akan mulai merasakan tanda-tanda keguguran, seperti flek atau perdarahan dari vagina, volume darah menstruasi yang lebih banyak dari biasanya, kram pada daerah perut. Terkadang, hasil tes kehamilan masih tetap positif dalam kondisi ini dikarenakan kadar hormon hCG masih tinggi. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Salah satu prosedur penanganan yang dilakukan setelah seseorang didiagnosis blighted ovumadalah dengan membuka serviks kemudian mengangkat kantong kehamilan yang kosong dari dalam rahim. Prosedur ini dinamakan dilatasi dan kuretase (kuret). Selain melalui prosedur kuret, obat-obatan dapat digunakan sebagai pilihan. Baik kuret ataupun obat-obatan memiliki efek samping yang sama, yaitu kram perut. Namun, tingkat perdarahan yang terjadi lebih berat pada pasien yang menggunakan obat-obatan dibandingkan kuret. Selain kedua cara itu, pasien pun dapat memilih untuk membiarkan kandungan gugur secara alami. Biasanya proses ini akan terjadi dengan sendirinya dalam hitungan minggu.
Blighted ovum biasanya hanya terjadi satu kali. Sayangnya pada sebagian besar kasus, kondisi ini tidak dapat dicegah. Sebagian besar perempuan yang pernah mengalami blighted ovum, dapat tetap hamil dengan baik pada kehamilan selanjutnya. Dianjurkan menunggu 1-3 siklus menstruasi normal untuk merencanakan kehamilan kembali. Anda dan pasangan dapat melakukan tes genetik bila terjadi keguguran yang berulang.
Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol selama mengandung. Saling menjaga kesehatan Anda dan pasangan juga merupakan salah satu bentuk pencegahan secara umum yang dapat dilakukan bersama. Rencanakan dan laluilah proses kehamilan bersama-sama, serta saling berikan dukungan satu sama lain.