1.3
Senyawa paling toxic
Radikal Hidroksil (OH)
1.4
Sumber
1.4.1
Endogen
a. Sekresi
sel-sel inflamasi (neutrofil)
b. Mitochondria
leak (metabolisme)
c. Proses
fisiologis, contoh : fosforilasi oksidatif, oksigenasi Hb dalam eritrosit
d. Penyakit
seperti penyakit kelainan mental, ischemic
e. Respiratory
burst, contoh : proses fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah banyak
f. Reaksi
enzimatis
g. Reaksi
autooksidasi
1.4.2
Eksogen
a. Radiasi
ionisasi
b. Radiasi
UV
c. Ultrasound
d. Makanan
e. Bahan
kimia
f. Obat-obatan
g. Xenobiotic
h. Toxin
i. Polutan
2.
Mekanisme terbentuknya ROS dalam kondisi normal dan patologis
2.1
Kondisi Normal
Reduksi 1 mol O₂
melalui system sitokrom oksidase memerlukan 4e⁻ tidak
menghasilkan O₂
reaktif.
Normalnya
sebanyak 95% O₂
akan direduksi di dalam proses respirasi pada sitokrom mitokondria menjadi H₂O.
Produksi
ROS selama respirasi normal sel :
a. Respirasi
sel merupakan proses dimana molekul makanan bereaksi dengan oksigen dan diurai
menjadi karbon dioksida dan air dengan mendapat energy berbentuk ATP.
b. Sekitar
5% dari biasanya oksigen direduksi menjadi superoksida reaktivitas tinggi. Hal
ini bisa jadi karena kebocoran sebuah electron pada sisi tertentu pada rantai
transport electron mitokondria.
c. Ketika
superoksida direduksi lebih lanjut, H₂O₂ dan radikal hidroksil
dengan reaktivitas ekstrim terbentuk. Hal tersebut terjadi secara spontan atau
dibawah pengaruh berbagai enzim.
d. Transisi
dari H₂O menjadi radikal hidroksil
cenderung pada keberadaan logam seperti besi atau tembaga. Hal ini juga selama
pemajaran radiasi ionisasi abnormal.
(Nindl,
2004)